Komponen Sistem Komunikasi Serat
Optik
Analisis
kinerja suatu Sistem Komunikasi Serat Optik, dapat ditinjau dari 3 (tiga)
komponen, yaitu perangkat dan sumber pengirim, perangkat dan detektor penerima,
dan serat optik itu sendiri. Dalam perancangannya, memperhatikan hal-hal
berikut ini (Robert J. Hoss, 1990) :
1. Loss kopling sumber seminimum
mungkin, dengan cara sedemikian hingga daya yang masuk ke serat optik sebanyak
mungkin.
2. Loss kopling penerima semininum
mungkin, dengan cara sedemikian hingga daya yang diterima oleh detektor
sebanyak mungkin.
3. Loss sambungan serendah mungkin,
dengan pemilihan jenis alat sambung, dan mempertimbangkan karakteristik serat
optik yang disambung (diameter dan bahan core/inti serat).
4. Loss konektor serendah mungkin
dengan mengontrol jenis konektor, dan diameter core maupun cladding.
5. Loss instalasi kabel serendah
mungkin, termasuk bending akibat proses instalasi/penarikan kabel setelah
mengalami tekanan dan tegangan.
1. Sumber pengirim
Terdapat
2 (dua) tipe sumber pengirim optik yang digunakan untuk mengirim cahaya informasi
melalui serat optik, yaitu Light Emitting Diode (LED) dan Injection Laser Diode
(ILD). LED biasanya dipakai pada serat optik multi mode, karena memiliki
spektrum cahaya yang lebar, sedangkan ILD yang memiliki spektrum cahaya yang
lebih sempit biasanya digunakan untuk komunikasi menggunakan serat optik single
mode. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan sumber pengirim
optik adalah (Robert J. Hoss, 1990) :
-
Proses
penguatan sinyal dari sinyal eletrik ke sinyal optik agar daya yang dikeluarkan
optimal.
-
Umpan
balik sebagai pengontrol kinerja seiring dengan perubahan terhadap panas dan
waktu.
-
Kestabilan
kinerja dan lamanya siklus hidup perangkat/sumber pengirim.
-
Loss
kopling, yaitu rugi-rugi daya yang ditimbulkan saat pertama kali sinyal optik
ditransmisikan ke dalam serat optik.
2. Detektor Penerima
Terdapat
2 (dua) tipe detektor optik, yaitu PIN (Positive-Intrinsic Negative) dan APD
(Avalanched Photo Diode). Perancangan dan pemilihan perangkat penerima, sangat
menentukan dalam suatu analisis sensitivitas dari besarnya daya optik minimum
yang didapat dideteksi oleh detektor. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan
antara lain (Robert J. Hoss, 1990) :
-
Pemilihan
panjang gelombang optik yang beroperasi. Sifat redaman serat optik sebagai
fungsi dari panjang gelombang dan jarak, akan menentukan berapa daya yang
diterima detektor.
-
Range/jangkauan
penerimaan daya optik. Range yang lebih lebar akan membuat fleksibilitas yang
tinggi dalam penerapan dilapangan.
-
Penguatan
daya optik sesaat setelah cahaya optik dideteksi. Daya sinyal optik yang sampai
diujung penerima, biasanya tidak terlalu besar karena berkurang sepanjang
transmisinya dalam serat optik, sehingga perlu dikuatkan terlebih dahulu
sehingga pemrosesan penterjemahan informasi dapat dilakukan dengan sempurna.
-
Loss
kopling yaitu rugi-rugi daya sesaat setelah sinyal keluar dari serat optik dan
masuk ke detektor penerima.
3. Serat Optik
Serat
optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter sangat
kecil (mikron). Serat optik menggunakan prinsip pemantulan sempurna dengan
membuat kedua indeks bias dari core dan cladding berbeda, sehingga cahaya
(informasi) dapat memantul dan merambat di dalamnya. Serat optik ditemukan pada
tahun 1960-an oleh seorang ilmuwan Fisika bernama Charles Kao dan saat ini
telah menjadi tulang punggung bagi komunikasi dunia. Struktur bagian serat
optik terdiri dari core, cladding dan coating.
Gambar 2.2 Struktur Bagian Serat
Optik
-
Core
merupakan bagian inti dari serat optik, tempat cahaya dilewatkan. Dibagian ini
mengalir informasi yang akan disampaikan dari pengirim ke penerima, bisa berupa
data maupun suara dengan berbagai aplikasi dan konten di dalamnya.
-
Cladding
mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan cahaya kembali ke dalam inti
(core).
-
Buffer
Coating adalah pelapis pelindung pertama serat optik.
Cahaya
dapat merambat didalam serat optik melalui proses pemantulan sempurna yang
disebabkan oleh perbedaan indeks bias core (n1) dan indeks bias cladding (n2)
seperti pada gambar 2.3. Semakin sempurna proses pemantulan ini, maka semakin
panjang jangkauannya.
Gambar 2.3 Prinsip Penyaluran
Cahaya Dalam Serat Optik
No comments:
Post a Comment